Profil Desa Kebrengan
Ketahui informasi secara rinci Desa Kebrengan mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Desa Kebrengan di Kecamatan Mojotengah, Wonosobo, adalah lumbung padi dan palawija yang subur di dataran rendah dekat aliran Sungai Serayu. Desa ini berperan vital sebagai penyangga ketahanan pangan lokal dengan didukung oleh tradisi agraris yang kuat.
-
Lumbung Padi dan Palawija
Kebrengan merupakan salah satu sentra utama produksi padi sawah di Kecamatan Mojotengah, memanfaatkan lahannya yang subur dan relatif datar di dekat aliran Sungai Serayu.
-
Karakteristik Desa Dataran Rendah
Berbeda dari kebanyakan desa di Wonosobo yang berada di dataran tinggi, Kebrengan memiliki topografi landai yang ideal untuk pertanian lahan basah dan menjadi pusat aktivitas agraris yang intensif.
-
Potensi Kerajinan Anyaman Bambu
Selain pertanian, desa ini memiliki potensi dalam industri kerajinan anyaman bambu, seperti pembuatan besek dan rinjing, yang menjadi sumber ekonomi alternatif berbasis kearifan lokal.
Desa Kebrengan, sebuah hamparan subur yang terletak di bagian yang lebih landai dari Kecamatan Mojotengah, Kabupaten Wonosobo, memainkan peranan krusial sebagai salah satu lumbung pangan utama bagi wilayah sekitarnya. Berbeda dengan desa-desa tetangganya yang berada di lereng gunung, Kebrengan dianugerahi topografi yang relatif datar dan dialiri oleh sumber air yang melimpah dari dekat Sungai Serayu, menjadikannya surga bagi pertanian padi sawah dan palawija.Sebagai desa agraris murni, ritme kehidupan di Kebrengan berjalan selaras dengan kalender tanam, di mana hamparan sawah yang menghijau menjadi pemandangan utama sekaligus sumber kehidupan bagi ribuan warganya. Desa ini adalah bukti nyata dari pentingnya kawasan dataran rendah sebagai penopang ketahanan pangan di tengah dominasi geografi pegunungan Wonosobo. Profil ini akan mengupas secara mendalam berbagai aspek Desa Kebrengan, dari kondisi geografisnya yang unik, kekuatan ekonominya yang bertumpu pada pertanian, hingga potensi kerajinan dan dinamika sosial masyarakatnya.
Geografi di Lembah Subur Dekat Aliran Serayu
Secara administratif, Desa Kebrengan tercatat dalam sistem pemerintahan dengan Kode Kementerian Dalam Negeri 33.07.09.2003. Lokasinya berada di bagian selatan Kecamatan Mojotengah, menempati sebuah lembah yang subur tidak jauh dari aliran Sungai Serayu. Posisi ini memberikan keuntungan agroklimat yang signifikan, terutama dalam hal ketersediaan air untuk irigasi.Luas wilayah Desa Kebrengan yaitu sekitar 124,31 hektare atau 1,24 kilometer persegi. Mayoritas mutlak dari wilayah ini merupakan lahan pertanian produktif, khususnya sawah irigasi. Lanskap desa didominasi oleh petak-petak sawah yang tertata rapi, diselingi oleh rumpun-rumpun bambu di sepanjang aliran sungai kecil dan pemukiman penduduk yang padat. Batas-batas wilayahnya meliputi: di sebelah utara, berbatasan dengan Desa Kalibeber; di sisi timur, berbatasan dengan Kelurahan Mudal; di sebelah selatan, berbatasan dengan Kecamatan Wonosobo; dan di sebelah barat, berbatasan langsung dengan Desa Keseneng.Topografi yang landai menjadi keunggulan komparatif utama Desa Kebrengan. Hal ini memungkinkan pengelolaan sistem irigasi yang efisien dan penggunaan mesin-mesin pertanian seperti traktor secara optimal, menjadikan aktivitas pertanian di desa ini lebih intensif dan produktif dibandingkan dengan desa-desa di lereng yang curam.
Demografi dan Karakter Masyarakat Petani Sawah
Masyarakat Desa Kebrengan adalah komunitas petani tulen yang memiliki ikatan kuat dengan tanah dan air. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) dalam "Kecamatan Mojotengah dalam Angka 2023", jumlah penduduk Desa Kebrengan tercatat sebanyak 4.144 jiwa. Populasi ini terdiri dari 2.115 penduduk laki-laki dan 2.029 penduduk perempuan.Dengan luas wilayah 1,24 kilometer persegi, maka tingkat kepadatan penduduk di Desa Kebrengan mencapai sekitar 3.342 jiwa per kilometer persegi. Tingkat kepadatan yang sangat tinggi ini menunjukkan pola pemukiman yang terkonsentrasi di area-area tertentu (perkampungan), menyisakan lahan yang luas untuk dimanfaatkan sepenuhnya sebagai area persawahan.Mayoritas absolut penduduknya berprofesi sebagai petani padi. Keterampilan dalam mengolah sawah, mulai dari pembibitan, penanaman, hingga panen, telah diwariskan lintas generasi. Berbeda dengan petani lahan kering, petani sawah di Kebrengan memiliki ketergantungan yang tinggi pada sistem irigasi komunal. Hal ini secara alami membentuk struktur sosial yang sangat kooperatif dan solid. Kelompok Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) menjadi lembaga sosial yang sangat vital dalam mengatur distribusi air secara adil dan merata, seringkali menjadi arena musyawarah untuk menyelesaikan berbagai persoalan pertanian.
Pilar Ekonomi: Produksi Padi dan Palawija
Perekonomian Desa Kebrengan berdiri tegak di atas pilar pertanian lahan basah. Padi merupakan komoditas tunggal terbesar dan paling utama yang menjadi tulang punggung ekonomi desa. Dalam setahun, dengan sistem irigasi teknis yang relatif baik, petani mampu melakukan dua hingga tiga kali musim tanam. Hasil panen gabah dari Kebrengan tidak hanya untuk mencukupi kebutuhan pangan lokal, tetapi juga menjadi pemasok beras yang signifikan bagi pasar-pasar di Wonosobo.Untuk menjaga kesuburan tanah dan memutus siklus hama, para petani biasanya melakukan rotasi tanaman. Setelah panen padi, sebagian lahan akan ditanami dengan berbagai jenis tanaman palawija. Jagung menjadi pilihan utama karena permintaan pasar yang tinggi, baik untuk konsumsi maupun untuk pakan ternak. Selain itu, tanaman umbi-umbian seperti singkong dan ubi jalar juga banyak dibudidayakan.Sektor pertanian di Kebrengan menjadi fondasi yang sangat kuat karena berfokus pada produksi komoditas pangan pokok. Kebutuhan yang konstan terhadap beras dan jagung membuat roda perekonomian desa ini relatif stabil, meskipun tetap menghadapi tantangan seperti fluktuasi harga saat panen raya atau risiko kekeringan jika terjadi anomali cuaca.
Potensi Ekonomi Alternatif: Kerajinan Anyaman Bambu
Di luar sektor pertanian, Desa Kebrengan memiliki potensi ekonomi alternatif yang berakar dari kearifan lokal, yaitu industri kerajinan anyaman bambu. Rumpun-rumpun bambu yang banyak tumbuh subur di sepanjang tepi sungai dan batas-batas desa menjadi sumber bahan baku yang melimpah. Sebagian warga, terutama di sela-sela musim tanam, memiliki keterampilan untuk menganyam bambu menjadi berbagai produk fungsional.Produk utama yang dihasilkan adalah besek (wadah makanan berbentuk kotak dari anyaman bambu) dan rinjing atau keranjang bambu. Besek memiliki permintaan yang tinggi, terutama untuk acara-acara hajatan, kenduri, atau sebagai kemasan oleh-oleh yang ramah lingkungan. Keterampilan menganyam ini, meskipun saat ini mungkin belum menjadi industri besar, merupakan aset ekonomi kreatif yang sangat potensial untuk dikembangkan.Dengan sentuhan desain yang lebih modern, peningkatan kualitas dan strategi pemasaran yang lebih baik, kerajinan anyaman bambu dari Kebrengan dapat ditingkatkan dari sekadar produk fungsional menjadi produk cinderamata yang memiliki nilai jual lebih tinggi. Pengembangan UMKM di sektor ini dapat menjadi sumber pendapatan tambahan yang signifikan bagi warga, mengurangi ketergantungan mutlak pada sektor pertanian.
Kehidupan Sosial dan Budaya Agraris
Kehidupan sosial di Desa Kebrengan sangat lekat dengan budaya agraris. Ritme desa berjalan mengikuti musim, di mana desa akan sangat sibuk saat musim tanam dan panen, dan sedikit lebih lengang di antara kedua musim tersebut. Masjid dan musala menjadi pusat kehidupan spiritual dan sosial, tempat warga berkumpul untuk ibadah dan kegiatan kemasyarakatan.Tradisi gotong royong atau sambatan masih sangat terasa, terutama dalam hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan umum seperti perbaikan saluran irigasi atau membersihkan lingkungan. Nilai-nilai kebersamaan dan senasib sepenanggungan sebagai sesama petani menjadi perekat sosial yang menjaga harmoni di tengah masyarakat.Dalam menghadapi modernisasi, tantangan yang dihadapi Desa Kebrengan adalah regenerasi petani. Sebagaimana banyak desa agraris lainnya, generasi muda mungkin memiliki minat yang lebih rendah untuk melanjutkan profesi orang tua mereka. Oleh karena itu, pengenalan teknologi pertanian yang dapat meningkatkan efisiensi dan pendapatan, serta penciptaan usaha turunan di bidang agribisnis, menjadi sangat penting untuk masa depan desa.
Penutup
Desa Kebrengan adalah jantung agraris Kecamatan Mojotengah, sebuah lumbung pangan yang perannya sangat vital bagi stabilitas pasokan beras dan palawija di Wonosobo. Di atas tanahnya yang subur dan datar, terhampar kisah kerja keras para petani sawah yang tak kenal lelah. Kehidupan di desa ini adalah bukti bahwa pertanian lahan basah, jika dikelola dengan baik, mampu menjadi fondasi ekonomi yang kokoh dan menyejahterakan.Dengan potensi tambahan di sektor kerajinan anyaman bambu dan didukung oleh modal sosial berupa semangat gotong royong yang kuat, Desa Kebrengan memiliki prospek yang cerah. Tantangan ke depan terletak pada bagaimana desa ini mampu melakukan modernisasi di sektor pertanian dan diversifikasi ekonomi, tanpa harus kehilangan identitas agraris dan kearifan lokal yang telah menjadi kekuatannya selama berabad-abad.
